Pada masa pemerintahan Hindia Belanda, Gedung Sate disebut Gouvernements Bedrijven. Dibangun pada tahun 1920an, peletakan batu pertamanya dilakukan oleh puteri sulung Walikota Bandung, B. Coops dan Petronella Roelofsen, mewakili Gubernur Jenderal di Batavia.
Setiap harinya Gedung Sate selalu dipadati oleh pengunjung yang datang dari berbagai wilayah di Indonesia. Bahkan terkadang wisatawan asing pun banyak yang berkunjung untuk melihat kemegahan bangunan monumental yang mempesona dengan gaya arsitektur Indo-Eropa ini.
Terdapat taman-taman bunga yang selalu terawat kebersihannya serta air mancur yang berada di halaman depan, membuat Gedung Sate menjadi salah satu tujuan favorit pengunjung.
Tetapi
ada satu hal yang sangat disayangkan. Gedung Sate yang kini difungsikan sebagai
Kantor Gubernur ini, ternyata tidak terbuka untuk umum. Pengunjung harus
memiliki izin resmi apabila hendak memasuki Gedung Sate. Sehingga pengunjung hanya
bisa mengambil gambar dari luar gerbang. Itu pun harus antri dan harus cekatan,
mengingat keberadaan Gedung Sate yang tepat di pinggir jalan raya dengan lalu
lintas yang padat merayap. Belum lagi penjagaan yang begitu ketat baik dari
kepolisian maupun security di berbagai sudut gedung.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar