Kabupaten Pesisir Barat diapit oleh Taman Nasional Bukit Barisan Selatan (TNBBS) yang membentang dari perbatasan Tanjakan Sedayu Kabupaten Tanggamus hingga perbatasan dengan Kubu Perahu Liwa, Kabupaten Lampung Barat. TNBBS merupakan jalur Pegunungan Bukit Barisan yang membentang dari Kabupaten Tanggamus Provinsi Lampung hingga Provinsi Aceh yang berasal dari patahan Sesar Sumatra yang biasa disebut sebagai Sesar Semangko.
Kabupaten Pesisir Barat dipimpin oleh kepala daerah yaitu Bapak DR. Drs. H. Agus Istiqlal, S.H., M.H., yang akrab disapa Udo Lal (udo, sebutan untuk kakak laki-laki tertua) dan Ibu Erlina, S.P., M.H., yang akrab disapa Wo Erlina (wo, sebutan untuk kakak perempuan tertua) sebagai Bupati dan Wakil Bupati definitif pertama yang dipilih secara langsung melalui Pemilihan Kepala Daerah pada tanggal 09 Desember 2015 yang lalu. Sebelumnya Kabupaten Pesisir Barat dipimpin oleh Penjabat Bupati Bapak H. Kherlani, S.E., dua tahun pertama dan dilanjutkan oleh Penjabat Bupati Bapak Drs. Qodratul Ikhwan, M.M., satu tahun berikutnya.
Kabupaten
Pesisir Barat terdiri dari 11 kecamatan, meliputi:
1.
Bengkunat Belimbing,
2.
Bengkunat,
3.
Ngambur,
4.
Pesisir Selatan,
5.
Krui Selatan,
6.
Pesisir Tengah,
7.
Way Krui,
8.
Karya Penggawa,
9.
Pesisir Utara,
10.
Lemong, dan
11.
Pulau Pisang.
Sektor
Pariwisata merupakan potensi andalan Kabupaten Pesisir Barat. Jadi jangan heran
jika Pantai di KRUI dijuluki sebagai Bali Kedua. Ratusan bahkan ribuan turis
datang dari berbagai belahan dunia untuk berselancar di Pantai Labuhan Jukung
maupun Pantai Tanjung Setia. Selain itu, Kabupaten Pesisir Barat memiliki dua
pulau destinasi wisata yaitu Pulau Pisang (yang merupakan satu kecamatan dari
sepuluh kecamatan lainnya) dan Pulau Betuah yang tak berpenghuni tempat
habitatnya penyu yang dilindungi.
Akses
perhubungan dari dan menuju Kota Krui Kabupaten Pesisir Barat Lampung bisa
dilakukan melalui darat, laut, maupun udara. Jalan Nasional Lintas Barat yang
menghubungkan Kabupaten Pesisir Barat dengan Provinsi Bengkulu, Pelabuhan Kuala
Stabas peninggalan zaman belanda yang saat ini difungsikan sebagai dermaga
perahu nelayan maupun Bandara Pekon Serai yang beberapa waktu yang lalu telah
resmi berganti nama menjadi Bandara Muhammad Taufik Kiemas, dan jalan menuju
bandara tersebut diberi nama Jalan Fatmawati. Pemberian nama tersebut
didasarkan atas dua orang tokoh penting di Indonesia yang mempunyai darah
keturunan krui.
Potensi
hasil bumi dan hutan yang memiliki nilai jual tinggi seperti damar mata kucing,
yang merupakan getah damar kualitas terbaik di dunia dan telah diakui
internasional yang berasal dari wilayah Krui. Jadi jangan heran jika di
sepanjang jalan menuju Kabupaten Pesisir Barat terdapat banyak pohon damar yang
menjadi ciri khas dari Negeri Para Sai Batin dan Ulama ini.
Note:
Postingan ini merupakan postingan perdana Atlantis Photography yang mengupas objek wisata di Kabupaten Pesisir Barat. Sebagai anak pribumi yang ingin mendongkrak objek wisata di tanah kelahiran, tentunya saya pribadi Edi Saputra, S.Pd., selaku admin Atlantis Photography KRUI yang dulu pernah memiliki website www.ElankTakBersayap.Blogspot.Com yang saat ini dialihkan ke website ini, ke depannya akan fokus dengan Fotografi Dokumenter Pariwisata khususnya untuk Objek Wisata yang ada di Kabupaten Pesisir Barat yang beribu kota KRUI. Semoga bermanfaat dan menjadi website andalan Negeri Para Sai Batin dan Ulama ini. Insya Allah. Aamiin...
Tidak ada komentar:
Posting Komentar