Jawa
Tengah dan Yogyakarta memang kaya akan warisan budaya. Jangan heran jika
Yogyakarta dinobatkan sebagai kota seribu candi. Hal ini dapat dibuktikan
dengan ditemukannya candi-candi di wilayah Jawa Tengah dan Yogyakarta. Berikut
ini Atlantis Photography merangkumnya dalam Objek Wisata Alternatif Jawa Tengah
dan Yogyakarta.
Candi
Ratu Boko atau yang lebih dikenal sebagai Keraton Ratu Boko, berada di Sleman
Yogyakarta. Candi ini merupakan reruntuhan bangunan yang diduga dulunya
merupakan keraton milik Ratu Boko, ayahandanya Roro Jonggrang, putri raja yang
dikutuk menjadi salah satu candi pada Candi Sewu. Candi Ratu Boko memiliki ciri
khas berupa gapura ganda yang berdiri megah, yang sering dijadikan lokasi
shooting beberapa adegan film Indonesia. Selain itu, di Candi Ratu Boko
terdapat kolam pemandian yang berbentuk persegi maupun berbentuk melingkar.
Pengunjung biasa datang ke Candi Ratu Boko untuk menyaksikan tenggelamnya
matahari (sunset). Untuk dapat menyaksikan keindahan dan pesona yang ditawarkan
Candi Ratu Boko, pengunjung nusantara dikenakan tarif masuk sebesar Rp 25.000,-
perorang dengan tarif parkir motor sebesar Rp 3.000,-.
CandiPlaosan berada di Klaten Jawa Tengah. Lokasinya tidak jauh dari Candi Prambanan
Yogyakarta. Candi ini merupakan perpaduan antara peradaban Hindu Budha. Candi
yang berbentuk seperti Candi Prambanan, yang tinggi menjulang tetapi memiliki
stupa seperti Candi Borobudur. Dari kejauhan, Candi ini seolah berada di tengah
areal persawahan. Stasiun Televisi RCTI mempromosikan bahkan menjadikan Candi
Plaosan sebagai icon yang sering ditampilkan oleh Stasiun Televisi Swasta
tersebut. Candi Plaosan terbagi dalam 2 kompleks candi. Yang di sebelah utara
merupakan kompleks candi utama yang disebut sebagai Candi Plaosan Lor. Dan yang
di sebelah selatan disebut Candi Plaosan Kidul.
Candi
Plaosan Kidul berada sekitar 100 meter ke arah selatan dari Candi Plaosan Lor.
Sama halnya seperti Candi Plaosan Lor, Candi Plaosan Kidul sebagian besar
bangunan candinya masih dalam tahap pemugaran. Candi ini berada tepat menghadap
ke pemukiman penduduk. Jadi ada rasa khawatir akan keamanan batu-batu candi
yang bisa saja dicuri atau dirusak oleh tangan-tangan yang tidak bertanggung
jawab. Pengunjung yang datang ke Candi Plaosan Lor maupun Candi Plaosan Kidul
hanya dikenakan biaya masuk sebesar Rp 3.000,- saja. Sungguh murah, bukan! Hal
ini didasarkan pada pengelolaan candi yang masih berada di bawah pengelolaan
dari pihak pemda setempat.
Rotowijayan
merupakan jalan yang berada di Kelurahan Kadipaten, Kecamatan Kraton
Yogyakarta. Jalan Rotowijayan ini berada tidak jauh dari Keraton Yogyakarta,
yang merupakan tempat untuk berburu oleh-oleh. Di jalan ini pengunjung akan
menemukan tempat untuk melihat secara langsung bagaimana cara pembuatan batik,
bagaimana proses pembuatan penganan khas jogja maupun melihat lukisan-lukisan
hasil karya Abdi Dalem Keraton Yogyakarta secara cuma-cuma alias gratis,
meskipun tanpa membeli oleh-oleh tersebut.
Museum
ini merupakan tempatnya kereta keraton dari masa ke masa dipamerkan. Terdapat
puluhan kereta keraton yang dulunya digunakan oleh para keluarga keraton.
Museum ini berada di Jalan Rotowijayan, tidak jauh dari Alun-Alun Lor Keraton
Yogyakarta. Untuk memasuki museum ini, pengunjung dikenakan biaya masuk sebesar
Rp 5.000,- dan izin memotret sebesar Rp 2.000,-. Objek wisata yang murah
meriah, namun menyuguhkan pemandangan yang luar biasa.
Karaton
Ngayogyakarta Hadiningrat merupakan istana Kesultanan Yogyakarta. Kompleks
bangunan keraton berfungsi sebagai tempat tinggal sultan yang turun temurun
menjalankan tradisi hingga saat ini. Pagelaran merupakan bangunan utama Keraton
Yogyakarta. Bangsal ini berada di sebelah selatan Alun-Alun Lor, yang di tengah
alun-alun tersebut terdapat dua buah pohon beringin yang masing-masing dipagari
dari batu bata. Terdapat bangsal-bangsal di dalam kompleks Keraton Yogyakarta
yang memiliki fungsi masing-masing. Terdapat juga relief-relief perjuangan
Pangeran Mangkubumi yang merupakan Sri Sultan Hamengku Buwono I atau pendiri
Karaton Ngayogyakarta. Untuk memasuki Keraton Yogyakarta, pengunjung hanya
dikenakan tarif masuk sebesar Rp 5.000,-.
Berkunjung
ke Yogyakarta, belum lengkap rasanya jika tidak mampir di Malioboro. Malioboro
sebenarnya adalah sebuah jalan yang paling ramai dipadati pengunjung yang ingin
mengabadikan moment kunjungannya di Yogyakarta untuk berselfie dengan view
Jalan Maioboro yang berada di dua titik. Jangan heran jika setiap harinya Jalan
Malioboro selalu dipadati pengunjung. Untuk berselfie di Jalan Malioboro ini,
pengunjung harus rela mengantri panjang, seperti halnya antrian saat pembagian
raskin. Banyak orang yang beranggapan bahwa seseorang yang pernah pergi ke
Yogyakarta tetapi belum mampir ke Malioboro, seolah-olah seperti belum pernah
menginjakkan kakinya di Yogyakarta. Jadi pastikan untuk mampir di Malioboro,
dan ikutan mengantri untuk memastikan bahwa anda telah berlibur di Yogyakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar